ABNOMhttps://en.wikipedia.org/wiki/Hori's_nevus
ABNOM adalah kondisi kulit yang ditandai dengan makula multipel berwarna coklat‑abu‑abu hingga coklat‑biru, terutama di daerah malar wajah. Kondisi ini juga dapat muncul bersamaan dengan penyakit pigmentasi kulit lainnya seperti melasma, bintik‑bintik, lentigines multipel, dan nevus Ota. Perubahan pada bintik hitam ini biasanya kecil, sedangkan melasma cenderung menjadi lebih gelap atau lebih terang seiring dengan fluktuasi produksi pigmen yang terus‑menerus.

Perawatan
Produk pemutih jarang membantu. Berbeda dengan melasma, ABNOM dapat diatasi dengan perawatan laser dan dapat dihilangkan tanpa kambuh kembali. Perawatan laser biasanya dilakukan 10‑20 kali untuk mengatasi ABNOM.
#QS1064 laser
☆ AI Dermatology — Free Service
Pada hasil Stiftung Warentest tahun 2022 dari Jerman, kepuasan konsumen terhadap ModelDerm hanya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan konsultasi telemedis berbayar.
      References High-fluence 1064nm Q-switched Nd:YAG laser treatment for ectopic Mongolian spot 37781886
      Laser Q‑switched Nd:YAG dikenal efektif mengobati nevus Ota dan kondisi serupa. Kami melakukan penelitian untuk menilai seberapa baik laser high‑fluence 1064 nm Q‑switched Nd:YAG bekerja pada bintik‑bintik Mongolia di area yang tidak biasa, tanpa menyebabkan kulit menjadi lebih cerah. Kami mempelajari 61 pasien dengan bintik‑bintik ini, memeriksa total 70 lesi. Setengah lesi diobati dengan laser, sementara sisanya tidak diobati sebagai kontrol. Hasil dievaluasi menggunakan skala penilaian dan alat Mexameter® untuk mengukur kadar melanin. Pasien ditindaklanjuti rata‑rata selama 14 bulan pada kelompok perlakuan dan 18 bulan pada kelompok observasi. Pada akhir penelitian, terdapat perbedaan signifikan pada skor skala dan kadar melanin antara kelompok yang diobati dan yang tidak diobati, dengan kelompok yang menerima laser menunjukkan hasil yang lebih baik. Laser high‑fluence Q‑switched Nd:YAG, tanpa mencerahkan kulit, terbukti efektif dan aman untuk mengatasi bintik‑bintik Mongolia yang tidak biasa ini.
      The Q-switched Nd:YAG laser is known to effectively treat nevus of Ota and similar conditions. We conducted a study to see how well a high-fluence 1064 nm Q-switched Nd:YAG laser worked on Mongolian spots in unusual areas, without causing the skin to lighten. We studied 61 patients with these spots, examining a total of 70 lesions. Half of lesions were treated with the laser, while others were left untreated for comparison. We evaluated the results using a scale and a device called a Mexameter® to measure melanin levels. Patients were followed up for an average of 14 months in the treatment group and 18 months in the observation group. At the end of the study, we found significant differences in the scale scores and melanin levels between the treated and untreated groups, with the laser-treated group showing better outcomes. The high-fluence Q-switched Nd:YAG laser, without causing skin lightening, proved effective and safe for treating these unusual Mongolian spots.
       A retrospective study of 1064-nm Q-switched Nd:YAG laser therapy for acquired bilateral nevus of Ota-like macules 36973977 
      NIH
      Kami mempelajari efektivitas dan keamanan penggunaan perawatan laser khusus untuk ABNOM, serta melihat faktor‑faktor apa yang mungkin memengaruhi keberhasilan terapi. Kami mengamati 110 pasien dengan ABNOM yang menerima antara dua hingga sembilan sesi laser. Kami menemukan bahwa pengobatan tersebut semakin efektif seiring bertambahnya jumlah sesi, namun hasilnya kurang optimal pada pasien yang lebih tua. Terapi juga lebih baik pada kulit yang lebih terang (tipe III) dan pada lesi dengan luas kurang dari 10 cm². Kehadiran melasma bersamaan dengan ABNOM menurunkan efektivitas pengobatan. Warna atau jumlah area yang terkena tampaknya tidak berpengaruh. Sekitar 10 % pasien mengalami hiperpigmentasi (bintik hitam) setelah perawatan. Perawatan berulang pada tahap awal memberikan hasil yang baik. Pasien lanjut usia dengan kulit lebih gelap dan yang sudah memiliki hiperpigmentasi lebih berisiko mengalami hiperpigmentasi pasca‑perawatan. Untuk penderita ABNOM dan melasma, sebaiknya digunakan laser berenergi rendah agar melasma tidak memburuk.
      To evaluate the efficacy and safety of 1064-nm Q-switched Nd:YAG laser (QSNYL) therapy for ABNOM and to identify the factors influencing the outcome. A total of 110 patients with ABNOM were retrospectively evaluated and received two-to-nine treatment sessions. The curative effect was positively correlated with the treatment time and negatively correlated with the increasing age at first treatment (p < 0.05). The curative effect was better in patients with skin type III than those with type IV ( p < 0.05) and in patients with a lesion area of less than 10 cm2 than those with a larger affected area (p < 0.05). Additionally, the treatment effect was poorer in patients with concomitant melasma (p < 0.05). The treatment effect was not significantly correlated with the lesion color or number of affected sites (p > 0.05). Eleven patients (10%) developed postinflammatory hyperpigmentation (PIH). Early and repeated QSNYL therapy achieved satisfactory results for ABNOM. The risk of PIH after laser treatment is highest among patients with older age, darker lesion color, and darker skin color. For patients with ABNOM with concurrent melasma, low-energy laser therapy is recommended to reduce the risk of melasma aggravation.