Hiperplasia Sebaceous (Sebaceous hyperplasia) adalah kelainan pada kelenjar sebasea yang membesar, menghasilkan benjolan berwarna daging atau kekuningan, mengkilat, dan sering kali berbentuk umbilikus di wajah. Hiperplasia sebasea umumnya menyerang orang dewasa paruh baya hingga lanjut usia. Gejalanya berupa papula berukuran 1–5 mm pada kulit, terutama di dahi, hidung dan pipi, serta kulit wajah seboroik.
Sebaceous hyperplasia is a disorder of the sebaceous glands in which they become enlarged, producing flesh-colored or yellowish, shiny, often umbilicated bumps on the face.
☆ Pada hasil Stiftung Warentest tahun 2022 dari Jerman, kepuasan konsumen terhadap ModelDerm hanya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan konsultasi telemedis berbayar.
Tampak seperti papula berwarna daging, namun berbeda dengan karsinoma sel basal karena lembut saat disentuh.
Hiperplasia sebaceous multipel di dahi. ― Kasus yang khas.
Sulit membedakannya dengan karsinoma sel basal hanya berdasarkan penampilannya saja, namun dapat dibedakan secara akurat dengan menyentuh lesinya.
Sebaceous gland hyperplasia adalah kondisi jinak dan sering terjadi yang melibatkan pertumbuhan berlebihan kelenjar sebaceous. Penyakit ini biasanya menyerang orang dewasa paruh baya atau lebih tua, terutama laki-laki, dan diperkirakan terjadi pada sekitar 1% orang sehat. Sebaceous gland hyperplasia (SGH) is a benign and common condition of sebaceous glands. SGH affects adults of middle age or older, mainly males. It reportedly occurs in approximately 1% of the healthy population.
[Pinhole Technique] - Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun muncul dengan CALM di pipinya. Kami melakukan 6 sesi perawatan lubang jarum setiap 4 minggu menggunakan erbium : YAG laser (continuous wave mode with a spot size of 1 mm) . Lesi menunjukkan perbaikan yang nyata dengan eritema ringan, dan tidak ada kekambuhan pada 12 bulan masa tindak lanjut. Seorang wanita berusia 55 tahun datang dengan riwayat telangiektasis di pipi kanan selama 10 tahun. Telangiectasia diobati menggunakan metode lubang jarum menggunakan laser CO2. Beberapa lubang kecil, berukuran diameter 1 mm, dibuat hingga ke dermis papiler. Lubang-lubang ini dibuat dengan jarak kira-kira 3 mm di seluruh area telangiektasia. Telangiectasia menunjukkan perbaikan yang signifikan setelah 1 sesi pengobatan. Tidak ada kekambuhan yang tercatat pada tindak lanjut 3 bulan. [Pinhole Technique] A 15-year-old boy presented with a CALM on his cheek. We performed 6 sessions of pinhole treatment every 4 weeks using erbium : YAG laser set to a continuous wave mode with a spot size of 1 mm. The lesion showed marked improvement with mild erythema, and there was no recurrence at the 12-month follow-up. A 55-year-old female presented with a 10-year history of telangiectasia on the right cheek. The telangiectasia was treated using the pinhole method using a CO2 laser. Multiple small holes, measuring 1 mm in diameter, were made down to the papillary dermis. These holes were made approximately 3 mm apart all over the telangiectasia area. The telangiectasia showed significant improvement after 1 treatment session. No recurrence was noted at the 3-month follow-up.
○ Perlakuan
#Pinhole technique (Erbium or CO2 laser)